Sepatah Kata Dari Saya

Assalamualaikum Wr. Wb.

Terima kasih anda telah mengunjungi blog saya. Blog ini ditujukan sebagai sarana komunikasi antara saya dan ummat. Mudah-mudahan blog ini dapat bermanfaat bagi anda. Saya harap, anda berkenan memberikan kritik dan masukan anda ke email lukman.hakiem@yahoo.co.id . Kritik dan masukan anda sangat berarti bagi saya dalam mengabdi dan melayani ummat, demi melanjutkan pengabdian untuk kemaslahatan bersama.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.




Kegiatan Saya

Lukman_Hakiem's Profile Pictures album on Photobucket

11 Februari 2011

PRESIDEN RI KE-2, SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA

JAKARTA, HALUAN–PDRI yang dipimpinnya telah menyambung nafas republik ini sehingga kolonial Belanda gagal membuktikan pada dunia bahwa Indonesia telah mati.

Melihat dari sejarah dan perjuangan Mr. Sjafruddin Prawiranegara dalam men­dirikan dan memimpin Peme­rintahan Dararut Republik In­donesia (PDRI), maka bangsa ini harus mengakui bahwa Mr. Sjaruddin adalah Presiden RI ke-2 setelah Bung Karno.

Desakan itu disampaikan Panitia Peringatan Satu Abad Mr. Sjafruddin Prawiranegara yang dipimpin AM. Fatwa, saat beraudensi dengan Ketua MPR Taufiq Kiemas, di gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (8/2). Taufik Kiemas didam­pingi 2 Wakil Ketua MPR Luk­man Hakim Saefuddin dan Ahmad Farhan Hamid.

Seperti dilontarkan Wakil Sekretaris Panitia Lukman Hakiem, seharusnya presiden RI ke-2 itu adalah Sjafruddin Pra­wiranegara. Alasannya, tanpa adanya PDRI yang dipimpin MR Sjafruddin maka RI tidak ada waktu itu. Karena itu ia memin­ta MPR untuk memperjuangkan dan menetapkan dalam sejarah banga ini bahwa Sjafruddin Prawira­ne­gara adalah Presiden RI ke-2.

Menurut Lukman Hakiem, Presiden RI hingga sekarang jumlahnya bukanlah 6 , tetapi sesuai sejarah jumlahnya 9 orang. Pertama Soekarno sejak 18 Agus­tus 1945. Mr Syafruddin Pra­wiranegara adalah Presiden yakni kepala negara dan kepala peme­rintahan kedua sejak 19 Desem­ber 1948 setelah Sukarno dan Hatta menyerah dan ditang­kap oleh Belanda dalam agresi kedua.

Pada saat mencekam itu dwitunggal Soekarno-Hatta mengeluarkan pernyataan yang menyerahkan pemerintahan RI kepada Menteri Kemakmuran Mr Syafruddin Prawiranegara yang tengan berada di Bukit­tinggi, Sumatera Barat.

Surat pernyataan itu berbunyi “Kami Presiden Republik Indonesia memberitahukan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 djam 06.oo pagi , Belanda telah memulai serangannya atas ibukota Yog­yakarta. Djika daam keadaan pemerintahan tidak dapat men­djalankan kewadjibannnya lagi, kami menguasakan kepada Mr syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Re­pub­lik Darurat di Sumatera”.

Presiden ketiga kata Lukman Hakiem adalah Mr Assat yang menjadi presiden RI ketika posisi Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS). Presiden keempat kembali kepada Soekarno kemudian digantikan Soeharto diteruskan oleh Habibie dan presiden ke-7 Abdurrahman Wahid presiden ke-8 Megawati Soekarnoputri dan sekarang ke-9 Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Urutan daftar Presiden RI menurut Lukman Hakiem, adalah 1. Soekarno (18 Agustus 1945-19 Desember 1948), 2. Sjafruddin Prawiranegara (19 Desember 1948-13 Juli 1949), 3. Soekarno (13 Juli-17 De­sember 1949), 4. Mr. Assaat (17 Desember 1949-15 Agustus 1950), 5. Soekarno (15 Agustus 1950-22 Februari 1967), 6. Soeharto (22 Febuari 1967-21 Mei 1998), 7. Habibie (21 Mei 1998-20 Oktober 1999), 8. Ab­durahman Wahid (20 Oktober 1999-23 Jul 2001), 9. Megawati (23 Juli 2001-20 Oktober 2004) dan ke-10. Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004-sekarang ).

Menanggapi desakan tersebut, Ketua MPR Taufiq Kiemas tidak menampik peran besar Mr. Sjafruddin Prawiranegara dalam memimpin bangsa ini. “Menurut saya Pak Sjaf (panggilan Syafru­ddin Prawiranegara) adalah presiden kedua kita. Kalau saya berani mengatakan begitu, apakah yang lain berani begitu, saya tidak tahu,” kata Taufiq Kiemas.

Taufiq Kiemas tidak bisa membayangkan apa jadinya republik ini jika tidak ada PDRI yang didirikan Sjafruddin Pra­wiranegara. “Seandainya tidak ada Pak Sjaf, sejarah kita akan be­rubah. Kalau mengenang za­man revolusi, tidak bisa melu­pakan peranan Pak Sjaf. Apa yang diperbuatnya sangat heroik dan sulit mencari orang yang asal luar Sumatera berperan dari Sumatera untuk negara Indonesia,”ujar Taufiq Kiemas.

Taufiq Kiemas berjanji akan meluruskan sejarah tersebut, yaitu mengakui keberadaan Sjafruddin Prawiranegara seba­gai Presiden RI ke-2. “Kerja ka­mi (MPR) lebih banyak me­lu­ruskan sejarah dan dari gedung inilah tokoh Aceh Hasan Tiro yang menjadi polemik tentang ke­warga­negaraannya dapat di­sah­kan menjadi WNI”, ungkap sua­mi Megawati Soekarnoputri itu.

Sedangkan kegiatan peringa­tan Satu Abad Mr. Sjafruddin Prawiranegara itu seperti dijelas­kan AM. Fatwa adalah kegiatan pun­cak diselenggarakan berte­patan dengan kelahiran Mr Sjaruddin tanggal 28 Februari di Jakarta yang diisi dengan peluncuran novel sejarah “PRE­SIDEN PRAWI­RANE­GARA; Kisah 209 Hari Mr. Sjaf­ruddin Prawiranegara Memimpin In­donesia”.

Kegiatan lainnya berupa seminar di beberapa tempat, yaitu di Bukittinggi dengan tema “Makna PDRI dalam Mem­pertahankan Kemerde­kaan­Repbulik Indonesia” dengan pembicara Mestika Zeid, Fadli Zon dan Thamrin Man “Kegia­tan di Bukittinggi nanti juga dilakukan pemugaran monumen PDRI,” jelas Fatwa.Seminar lainnya diseleng­garakan di Banda Aceh, LPPM Jakarta, Banten, DPD RI, Universitas Sultan Agung Sema­rang, Universitas Paramadina Jakarta dan Yogyakarta. (sam)

Tidak ada komentar: