Sepatah Kata Dari Saya

Assalamualaikum Wr. Wb.

Terima kasih anda telah mengunjungi blog saya. Blog ini ditujukan sebagai sarana komunikasi antara saya dan ummat. Mudah-mudahan blog ini dapat bermanfaat bagi anda. Saya harap, anda berkenan memberikan kritik dan masukan anda ke email lukman.hakiem@yahoo.co.id . Kritik dan masukan anda sangat berarti bagi saya dalam mengabdi dan melayani ummat, demi melanjutkan pengabdian untuk kemaslahatan bersama.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.




Kegiatan Saya

Lukman_Hakiem's Profile Pictures album on Photobucket

11 Juli 2008

Wacana Asas Tunggal


Senin, 24 September 2007 21:44:00

Hizbut Thahrir: Wacana Asas Tunggal Upaya 'Mengerem' Politik IslamJakarta-RoL-- Juru Bicara Hizbut Thahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto melihat wacana penetapan asas tunggal Pancasila sebagai upaya untuk "mengerem" perkembangan politik Islam."Ada kekhawatiran dan ketakutan terhadap perkembangan Islam sebagai politik di Indonesia. Itu yang mengilhami gagasan untuk mengerem politik Islam itu agar ke depannya politik sekuler tetap menguasai negara ini," papar Ismail dalam sebuah diskusi di Hotel Sahid, Jakarta, Senin sore.Dalam diskusi bertajuk "Kembali ke Asas Tunggal, Untuk Apa?" yang digelar Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK), Ismail juga menyatakan bahwa gonjang-ganjing mengenai asas tunggal Pancasila sebagai asas parpol tidak rasional dan tidak obyektif karena antara masalah yang muncul dan solusi yang ditawarkan tidak sesuai.Asas tunggal muncul dalam pembahasan paket RUU partai politik karena adanya anggapan bahwa asas yang lain akan menimbulkan masalah seperti munculnya golongan separatis dan dalam kasus asas Islam, munculnya Perda Syariah.Ismail menepis tudingan munculnya Perda Syariah adalah disebabkan karena DPRD dikuasai parpol tertentu yang berasaskan Islam. "Contohnya di Kabupaten Bulukumba, waktu Perda Syariah diberlakukan, bupatinya dari Golkar," katanya.Lebih lanjut, Ismail mengusulkan syariah sebagai sistem operasional Pancasila. "Pancasila sebagai 'set of values' tidak punya sistem operasional dan diterjemahkan sendiri oleh penguasa masa itu. Waktu Orde Lama ia ditarik ke komunis, waktu Orde Baru ia ditarik ke kapitalisme, waktu reformasi ia ditarik ke liberalisme. Sekarang mungkin waktunya untuk menegakkan syariah," demikian Ismail. antara/mim

Tidak ada komentar: